Rabu, 20 Februari 2013

Tarian Tradisional cina






    I.         Pendahuluan
Tarian Tradisional Cina atau secara singkat Tarian Cina (Hanzi sederhana: 中国传统舞蹈): adalah kumpulan tarian dari negeri Cina yang awalnya adalah ritual pemujaan dan penghormatan Dewa Mitologi Cina seperti tercatat pada Sejarah Musim Semi dan Gugur oleh Tuan Lu oleh Lu Buwei. Tujuan keagamaan itu kemudian berkembang menjadi bentuk hiburan dalam bentuk sekelompok wanita yang menghibur tamu pada acara jamuan kenegaraan dan akhirnya menjadi bentuknya yang sekarang. Tarian Tradisional Cina menggabungkan semua elemen dari tarian masing-masing etnik, Opera Cina, Kungfu dan opera rakyat. Tarian Tradisional Cina yang sudah melewati pengembangan dan peremajaan lebih dari ratusan tahun.
  II.         Sejarah Perkembangan
·      Zaman Prasejarah sampai Dinasti Zhou
Catatan tentang Tarian di Cina telah ada sejak Dinasti Zhou yang mencatat festival tarian di Shi Jing. Menurut Mitologi Cina tiga Maharaja dari Tiga Maharaja dan Lima Kaisar memberi manusia pengajaran. Dewa Fúxī memberikan manusia jala untuk menangkap ikan dan Tarian harpoon, Dewa Shénnóng mengajarkan pertanian dan tarian Memacul, yang terakhir Huángdì dihormati dengan Tarian Pintu Awan. Catatan kuno juga mencatat bahwa ada juga tarian berburu dan tarian Konstelasi untuk kesuburan dan panen.
Pada awalnya tarian dipraktekkan untuk kesehatan dan keharmonisan jiwa. Seiring berjalannya waktu tarian mulai terjadi     penggabungan tarian, lagu dan cerita. Ini adalah cikal bakal dari teater Cina. Selain itu tarian pun menjadi bagian dari upacara militer dan ritual keagamaan.
·      Dinasti Han
Pada Dinasti Han ini tarian banyak berpusat pada gerakan memacul dalam pertanian, memotong rumput atau memanah burung. Selain itu tarian dinasti ini banyak memakai peralatan sehari-hari seperti sapu tangan, sumpit, atau payung. Ini menambah kesulitan tari karena penari diharuskan menyeimbangkan gerakan tarian dan alat-alat kebutuhan sehari-hari yang digunakan. Ciri khas tarian dinasti ini adalah gerakan jongkok yang masih banyak dipraktekkan pada banyak tarian sampai hari ini.
Konfusius, seorang filsuf di dinasti Han Timur mengajarkan bahwa manusia harus menggunakan lengan panjang untuk menutupi tangan. Ajaran itulah yang akhirnya diterapkan dalam beberapa tarian. Seperti Tarian Ta Ge dari dinasti Tang atau Zhumu Langma yang ciri khas pakaiannya adalah menggunakan lengan pakaian panjang menjuntai sampai lutut. Pada tarian Zhumu Lama yang mengagumi gunung Everest dan dataran tinggi Cina, mempunyai gerakan-gerakan menjulur dan mengibas lengan pakaian sesuai irama.
·      Dinasti Tang Long
Pada zaman Dinasti Tang terjadi pertukaran kebudayaan yang menyebabkan masuknya musik dan gerakan tari dari negara lain. Ratusan orang menghadiri sekolah tari untuk memenuhi kebutuhan penari-penari handal. Saat ini pula masuk agama Buddha yang secara langsung memengaruhi perkembangan tarian zaman itu. Pengaruh itu terlihat di fresko Dunhuang yang menggambarkan dewi-dewi yang terbang sambil menebar bunga.
Wu Daozi, seorang pelukis pada zaman pemerintahan Kaisar Xuanzong dari dinasti Tang melukis sebuah lukisan yang diberi judul Fei Tian (dalam bahasa Indonesia berarti Dewi Terbang) menjadi inspirasi dari karya tarian bernama sama. Gerakan dan lekukan tubuh wanita serta lengan pakaian yang panjang merupakan ciri khas tarian dinasti Tang. Setelah dinasti Tang, tarian mulai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh mulai maraknya tradisi mengikat kaki, sebuah kebiasaan mengikat kaki wanita sebagai simbol kecantikan yang menyebabkan penari sulit untuk bergerak.
·      Tarian menurut daerah dan suku
Dengan 56 suku minoritas dan besarnya luas wilayah Cina menyebabkan banyaknya macam tarian yang tersebar di seluruh negeri. Tarian di timur laut Cina berciri khas maskulin sedangkan pada daerah daratan tengah Cina tepatnya sekitar daerah Shaanxi menggunakan pita merah yang enerjik dan drum.Lain halnya di daerah selatan yang terkenal dengan tari Kipas.Di daerah Yunnan tarian terkenal memiliki semangat dan kerap menghiasi festival-festival.

Suku-suku minoritas pun memiliki ciri khasnya masing-masing. Suku Tibet memiliki sebuah tarian dimana para pria memakai pakaian dengan buntut lembu dan lonceng sedangkan para wanita menabuh genderang kulit lembu. Pada suku Mongolia, penari, menari dengan maskulin dengan menggerak-gerakan pundak dan lengan dengan gagah. Sedangkan pada suku Korea, mereka menggunakan kipas, genderang dan sumpit yang dihentak-hentakkan pada paha sesuai hentakan irama.
·      Wushu
             Berbagai gerakan wushu pun diinspirasikan oleh gerakan tari.Wushu adalah seni bela diri modern yang berbentuk seperti tarian dan banyak gerakan akrobatik. Tidak seperti Kungfu tradisional, wushu selalu berkembang dengan memperkenalkan gerakan-gerakan baru. Wushu dahulu digunakan untuk kepentingan militer yaitu dengan gerakan dasar melindungi diri atau membantu bertarung dengan musuh dengan menggunakan tangan kosong atau senjata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar